INGAT !!! DIP ( Doa Intimasi Pribadi ) 3x sehari


Bagi yang telah mendapatkan mujizat melalui Minyak Urapan,Berpuasa dan DIP dapat menghubungi Awie selaku MODERATOR agar dapat dimuat pada Website kami dan akan langsung kami Forward kepada Bapak Gembala Sidang Bethany Makassar
( Ps.Yusak Hadisiswantoro )

Senin, 01 Februari 2010

Dia Memahami

Bacaan hari ini: Mazmur 103:1-14

103:1. Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

103:6. TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.
103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

Ayat mas hari ini: Mazmur 103:8,10
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 9-11; Matius 15:21-39

Melihat ibunya sibuk memasak, Nita yang baru berusia lima tahun mengambil sesendok garam lalu menuangnya ke dalam kuali. Ibunya terkejut dan marah karena sup itu jadi keasinan! ”Nita, apa yang kamu lakukan?” bentaknya. Nita menjawab polos, “Mau bantu Ibu masak.” Anak itu rupanya ingin menolong, tetapi tidak tahu bahwa tindakannya justru merusak masakan ibunya. Mendengar jawaban itu, si ibu tidak jadi marah. Dipeluknya anak itu. Walau gagal menolong, si ibu memahami dan menghargai maksud baiknya.

Tuhan kita pun demikian. Penuh pengertian. Itulah yang ditulis Daud dalam Mazmur 103, ketika ia mengajak dirinya sendiri untuk memuji Tuhan. Dalam berupaya hidup menyenangkan Tuhan, berulang kali Daud gagal. Namun, Tuhan tidak putus asa terhadapnya. Tuhan mengampuni dan memulihkan (ayat 3,4). Tidak diberi-Nya hukuman setimpal sampai hari-hari hidup Daud habis dalam derita (ayat 5,10). Tuhan tidak menuntut Daud melakukan apa yang di luar kemampuannya. Tuhan sadar bahwa manusia adalah “debu”; ciptaan yang ringkih (ayat 14). Bagai orangtua, Tuhan berusaha memahami perilaku kita. Dia menghargai itikad baik kita untuk hidup memuliakan nama-Nya, walau terkadang kita gagal dan mendukakan hati-Nya.

Sebagai orang kristiani, kita perlu berusaha hidup kudus. Melayani Tuhan dan sesama. Berupaya berbuat baik untuk membuat Tuhan tersenyum. Menuju kesempurnaan. Namun, di tengah perjuangan itu, jika suatu kali Anda gagal dan jatuh, jangan frustrasi. Tuhan tidak putus asa terhadap Anda! Bangkitlah lagi. Jaga terus agar itikad untuk hidup memuliakan Dia terus menyala!

Tuhan menghargai usaha kita sekalipun hasilnya kadang mengecewakan-Nya

Kunci Pertama Berkat

Manusia berusaha mendapatkan.
Allah berusaha memberi. Memberi adalah caraNya Tuhan.
Hidup dalam jalanNya Tuhan berarti menjadi seorang pemberi.
Cara dunia untuk mengumpulkan dan meningkatkan uang, pakaian, harta miliki,
rumah, tanah dan bisni adalah dengan MENDAPATKAN.

Matius 6:31-33

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga
tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. TETAPI CARILAH dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka SEMUANYA ITU AKAN DITAMBAHKAN KEPADAMU.

Dalam kerajaan Allah, Yesus Kristus kelihatannya tidak punya masalah kalau
kita mempunyai segala hal yang di sebut di atas.

Akan tetapi Dia memberikan pernyataan bagaimana caranya untuk memperoleh
semua itu, bukan dengan MENDAPATKAN tetapi dengan MEMBERI.

Memberi adalah memberi.

Memberi itu bukan membayar seseorang untuk apa yang sudah dikerjakannya.

Memberi itu bukan menaruh sesuatu di tangan seseorang dengan ketentuan dia
harus melakuan sesuatu.

Memberi itu bukan meminjamkan.

Memberi itu adalah melepaskan sama sekali kendali tentang sesuatu hal
kepada orang lain, sehingga mereka bisa melakukan apa pun yang mereka suka kepada
barang yang diberikan.

Kekayaan sejati tidak diukur dari apa yang yang dipunyai seseorang, tetapi
bagaimana mereka memberi dibanding apa yang mereka miliki.

Semua orang bisa memberi sesuatu. Kita termasuk orang kaya kalau kita bisa
memberi sesuatu. Bahkan benda yang paling sederhana pun bisa menjadi suatu
pemberian bagi orang lain. Kalau kita bertemu dengan orang yang tidak bisa
tersenyum, kita bisa memberikan senyum kita kepadanya.

Hidup kita akan menjadi petualangan dalam memberi, bukannya pergumulan
untuk mendapat.

Allah Membuat Kami Berani

Sekelompok kecil orang percaya berjalan menuju bagian dalam hutan-hutan Bangladesh mencari tempat berteduh, beristirahat. Beberapa dari mereka berdarah-darah, lebam dan kelaparan. Banyak dari mereka diserang dan diusir keluarga dari desa-desa mereka. Mereka telah kehilangan segalanya, walaupun demikian mereka menemukan lebih banyak sukacita dan hidup kekal dalam kristus. Ketika orang-orang percaya yang berani ini melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan diri, suatu jaringan orang-orang Kristen Bangladesh secara diam-diam mencari mereka dan membawa mereka ke tempat pengungsian yang aman dimana mereka ke tempat pengungsian yang aman dimana mereka mendapatkan pengobatan, istirahat, kelas Alkitab dan mungkin pelatihan-pelatihan. Setelah beberapa bulan, orang-orang percaya ini akan kembali ke daerah-daerah yang menentang Kekristenan, disegarkan dan siap untuk menjangkau yang terhilang bagi Yesus.

KDP pergi mengunjungi orang-orang Kristen seperti mereka dalam persembunyiannya, untuk menguatkan dan mencari cara baru untuk menolong mereka. Kami mendengar saat mereka menceritakan kisah mereka dan kami dikuatkan saat salah seorang dari mereka mengatakan kepada kami, "Allah membuat kami berani." Sekarang kami membagikan kisah mereka dengan Anda.

Di Dalam Dekapan Yesus

Kami duduk bersama "Aban" dan "Momina" di kursi plastik putih, sebuah kipas menghembuskan angin di dalam ruangan yang panas mencekik. Anak-anak mereka menunggu dekat mereka, memerhatikan kami dengan mata mereka yang lebar kecoklatan. Aban berbicara dengan suara yang pelan, menceritakan bagaimana ia menemukan Yesus.

Aban mengalami kekosongan yang lama di dalam iman "Agama lainnya", tetapi ia tidak tahu bagaimana mengisi kekosongan itu sampai suatu hari ketika seorang pemberita kabar sukacita memberikan kepadanya sebuah buku yang berjudul "Domba Yang Hilang." Buku itu bercerita mengenai bagaimana Allah sang Bapa mencari dombaNya yang hilang, orang-orang "Agama lain". Gambaran Allah sang Gembala berjalan melalui tempat-tempat yang sepi dan mencari seekor domba yang hilang, terngiang dalam pikiran Aban. Ia dengan sepenuh hati mempersembahkan hidupnya kepada Kristus.

Keluarga besar Aban menghina imannya dan mencapnya "kambing hitam," yang telah mengotori keputihan atau kesucian dedikasi keluarga pada "Agama lain". Ketika ditanya mengapa seorang "Agama lain" sebaiknya menjadi Kristen, Aban menjawab, "Sebagai orang Kristen kamu mungkin mengalami kesulitan-kesulitan, tetapi itu sebanding dengan keselamatan jiwamu." Selama ia berkhotbah, banyak orang-orang menerima Kristus. Walaupun demikian tidak semua mau mendengarkan Injil – Aban telah diusir keluar dari desa-desa sebanyak 22 kali di waktu yang berbeda.

Walaupun istri Aban yang "Agama lain" untuk sementara menerima iman barunya, tetapi akhirnya istrinya menyerah karena tekanan dari teman-teman dan keluarga untuk kembali kepada "Agama lain" dan menceraikan Aban. Aban tetap setia kepada panggilannya, mengunjungi dari satu desa ke desa yang lain. Ia selalu bertanya kepada setiap orang yang ia temui, "Pernahkah kamu mendengar mengenai Yesus … Seorang yang berkuasa? Kita dapat menemukanNya di dalam kitab suci kita. Jika kamu bersedia, aku akan meneruskan dan menceritakan lebih lagi tentang Dia." Ia menceritakan pengalaman pribadinya bersama Kristus dan membagikan buku-buku, traktat-traktat dan Alkitab.

Seorang yang menerima buku dari Aban adalah Momina. Sekarang, Momina adalah istri Aban, ia menceritakan kepada kami bagaimana sebagai seorang gadis muda, ia telah memperoleh semua hal yang ia butuhkan: seorang suami, keluarga yang indah dan pekerjaan yang menjanjikan. Aban bertemu dengannya tepat setelah kehidupan bagaianya berantakan.

Aban melihat Momina, sedang menangis di rumah. Sambil meneteskan air mata, Momina berkata kepadanya, "Ayahku sedang sakit dan suamiku menceraikan aku. Bagaimana aku dapat bertahan?" Aban menawarkan kepadanya sebuah Alkitab.

Momina dengan segera menerima Alkitab tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk mengikut Kristus. Beberapa anggota keluarga dan teman marah. Mereka mulai menanyakan mengapa keluarganya masih terus memberi "orang murtad ini" tempat untuk tinggal.

Suatu hari ketika Momina bermain-main dengan anak perempuannya yang berumur 8 tahun di teras rumah, saudara laki-lakinya menghampirinya dalam keadaan naik pitam, menyerangnya berkali-kali dengan tongkat bambu yang tebal, mematahkan tulang rusuknya. Anak perempuannya terlempar dari pelukannya saat ia jatuh pingsan. Momina tersentak bangun oleh dinginnya siraman air di wajahnya dan lebih banyak pukulan. Sepupunya memukulinya dnegan sebuah tongkat. "Kami mendidikmu," katanya. "Kamu punya otak dan pikiran. Lalu mengapa kamu pergi dan menjadi orang Kristen? Kamu perempuan jalang."

Selama satu bulan kemudian saat Momina terbaring memulihkan kondisinya, polisi desa mengunjungi kedua orang tuanya. "Kamu harus melakukan sesuatu mengenai anak perempuan Kristenmu," kata mereka. "Jika kamu tidak bertindak, kami akan memenjarakanmu dan menyiksamu." Para tetangga menyarankan kedua orang tuanya untuk meracuni Momina hingga mati.

Menghadapi tekanan dari semua pihak, kedua orang tuanya mengusirnya keluar dari rumah, bersama dengan anak perempuannya dan anak perempuan adobsinya yang berumur 3 tahun. Ketika ia pergi, saudara-saudara laki-lakinya memperingatkan dia, "Kami tidak mengijinkan kamu kembali lagi ke sini. Jika kamu masih tertahan, kami akan menyerangmu, dan meracunimu dan kamu akan mati."

Dengan tidak ada seorangpun yang dapat menjadi tempat curahan hatinya, ia meminta Aban jika Aban mau menikahinya dan menjaganya dan kedua anak perempuannya. Aban setuju dan mereka menjadi sebuah keluarga. Allah mulai menganyam dua individu yang terbuang ini menjadi satu permadani yang indah dipandang.

Kearna banyak orang tahu bahwa Aban adalah seorang penginjil, mereka terus berpindah dari satu desa ke desa lainnya karena kemarahan orang-orang. Di suatu tempat dimana mereka tinggal, sang tuan tanah mengacungkan golok dan berkata kepada Momina, "Jika kamu tidak pergi, aku akan mencincang tubuhmu dan membuangnya ke selokan." Kemudian, ketika Momina mengunjungi kedua orang tuanya, orang-orang desa yang marah membakar rumah mereka.

Sekarang Aban, sang gembala sedang mencari domba yang hilang, bepergian ke berbagai desa membagikan Firman Tuhan. Ketika kedua anak perempuan Momina merindukan ayah mereka, Momina menghibur mereka, dengan berkata, "Kita mengasihi Yesus, oleh karena itu ayah kalian pergi memberitakan kepada orang lain untuk mengasihi Yesus." Kadang-kadang, Momina berpegian bersama Aban, membawa anak-anak perempuannya. Ketika Aban bersaksi dengan yang priba, Momina bersaksi kepada yang wanita.

Ketika kami sedang berbicara degnan Aban dan Momina, Momina duduk tidak tenang di kursinya. Ia masih merasakan sakit pada tulang rusuknya yang retak, yang mana tidak ana pernah pulih setelah penyerangan yang dia alami empat tahun yang lalu. Kami berdoa bersama dengannya, dan ia dalam perawatan seorang dokter Kristen. Kami juga sedang membantu Aban dan Momina membeli sepetak tanah yang mana diatasnya akan didirikan sebuah rumah sederhana. Kedua roang ini, yang sangat menderita karena mengikut Kristus, mempunyai kasih yang tulus bagi mereka yang menyakiti mereka dan hasrat yang membara untuk mempersaksikan injil pada orang-orang di negara mereka. Ketika Momina berkata kepada kami, "Allah membuat kami berani. Yesus telah banyak menderita, maka aku juga perlu menderita di dalam hidup ini."

Andalkan Dia

Ada seorang pemuda ,sebut saja namanya Kriz, Kriz dulunya adalah seorang anak yang berandalan, ketika dia dari SD sampai SMA. Awal lulus SMA baru dia mengenal TUHAN. Kriz diubahkan, dipulihkan dan mengalamai kelepasan. Ia menjadi anak yang sangat baik, mukanya bercahaya, berseri, setiap saat dia selalu mempunyai waktu hanya sekedar bernyanyi lagu rohani dengan gitarnya, dan selalu merenungkan Firman Tuhan. Hatinya sudah melekat kepada TUHAN, ia menjadi orang yang sabar, keluarganya pun sampai terheran-heran melihat sikap Kriz yang berubah. Hingga suatu saat libur SMA usai dan Ia harus memasuki dunia anak kuliah. Di semester 1 ia menjalaninya dengan senang, hingga memasuki semester 2 ia mulai sibuk. Tugas kuliah yang menumpuk membuat ia lupa akan hari-harinya yang dulu bersama Tuhan. Yang dulunya selalu bersaat teduh setiap jam 5, kini tidak dilakukannya lagi karena dia sering begadang mengerjakan tugas kuliahnya.

Dia jarang di rumah, pergi pagi pulang jam 10-11 malam, ia menjadi jarang mengobrol lagi bersama orang tuanya, ia hanya asik dengan tugas kuliahnya, hingga suatu hari ia mendapat tugas kuliah yang sangat susah dia kerjakan. Dia strez, dia berdoa kepada Tuhan, tapi dia selalu merasa bahwa Tuhan tidak menjawab bahkan menolongnya. Ia semakin strez, ia menjadi
seorang yang pemarah, semua orang dimarahinnya, sampai orang tuanya pun dimarahi. Ia menjadi orang yang kasar.

Suatu hari ia pergi ke suatu acara kebaktian pemuda. Di saat bernyanyi dan penyembahan, hatinya benar-benar tidak ada pada hadirat Tuhan, ia hanya ingat Tugas kuliahnya yang belum selesai dan harus dikumpul secepat mungkin. Tibalah acara khotbah Sang Pendeta ternyata mengambil topik "Ciri-ciri orang yang hatinya telah menjauh dari Tuhan"

Pendeta : "Saudara-saudara contoh orang yang hatinya telah menjauh dari Tuhan adalah yang pertama : tidak ada waktu lagi untuk Tuhan, ia hanya memikirkan tugasnya, kerjaanya, tanpa memikirkan untuk meminta pertolongan dari Tuhan, berdoa sih berdoa, tapi hanya sekedar doa laporan, tapi tidak pernah mengucap syukur bahkan tidak mau mencurahkan segala permasalahannya, sibuk sana sibuk sini tak tentu arah."

"Yang kedua : Mengandalkan kekuatan manusia, disaat kita susah, kita lebih mengandalkan manusia, lebih percaya dan mengandalkan manusia untuk memecahkan segala persoalannya, selalu ragu-ragu dan strez hanya gara-gara persoalannya yang tak kunjung selesai."

"Yang ketiga : "Lebih menuruti keinginan daging. Tidak pernah lagi menanyakan Tuhan, apa yang harus dilakukannya, apa
yang harus diambilnya, apa yang harus diputuskannya, semuanya diambil hanya karena keinginannya semata-mata dan kemauannya."

"Dan pada akhirnya ia mengalami kelesuan rohani, tidak ada semangat yang menyala-nyala di dalam Tuhan, kini yang menjadi prioritas adalah tugasnya lagi"

Ketika Kriz mendengar khotbah ini, dia seperti mendapat pukulan yang keras, pukulan di kepala, terutama hatinya, dia seperti disadarkan kembali, kenapa selama ini dia mengalami kelesuan rohani, tidak ada semangat yang mengebu-gebu dalam Tuhan, dan kemarahannya yang meledak-ledak. Itu semua dikarenakan dia sendiri yang dalam mengerjakan tugasnya tidak mengandalkan Tuhan, dia lebih percaya manusia untuk menyelesaikan persoalannya.

Kini dia memulai lembar baru lagi,,,karena di dalam Tuhan, tidak pernah ada kata terlambat, dia selalu mengasihi kita. Dan satu lagi jika persoalan kita belum selesai, itu bukan berarti Tuhan tidak membantu, tapi sedang memberikan waktu yang tepat saja...

So...andalkan DIA ya....
DIA tidak pernah menyesalkan anak-anak yang DIA pilih

Pengurus Choir Bethany Makassar

Herson Phie ( Ketua )
Catherina Sucipto ( Wakil )
Lidya Koswandy ( Penentu Kostum + Bendahara )
Dini Arianti Kardinata ( Inventoris )

Jadwal Tambahan Bulan Februari

Ibadah Pengurapan 2010 ( Kemenangan Yang Ajaib )
Tempat : Ruang Sukses ( Bethany Hall )
Pembicara : Pdt. Yusak Hadisiswantoro
Waktu : Senin, 22 Februari 2010 | pkl. 19.00

Pertemuan Choir
Tempat : Rumah Sdri Tirza Ivana
Waktu : pkl. 19.00

Revolution Ministry
Tempat : Bethany Hall
Pembicara : Ps. Yusak Hadisiswantoro
Waktu : Jumat, 19 Februari 2010 | pkl. 19.00

NB: WAJIB HADIR!!!!


Minggu, 31 Januari 2010

About Us

- menjadi 1 dalam pelayanan
- menjadi 1 dalam iman
- bersatu menjadi keluarga
- merasakan suka & duka bersama
- menjadi 1 dalam pertemuan

Misi
MENJADI TERANG DAN BERKAT BAGI SEMUA ORANG

Motto
SEDERHANA DALAM MATERI, KAYA DALAM IMAN