Bacaan hari ini: Mazmur 103:1-14
103:1. Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
103:6. TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.
103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Ayat mas hari ini: Mazmur 103:8,10
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 9-11; Matius 15:21-39
Melihat ibunya sibuk memasak, Nita yang baru berusia lima tahun mengambil sesendok garam lalu menuangnya ke dalam kuali. Ibunya terkejut dan marah karena sup itu jadi keasinan! ”Nita, apa yang kamu lakukan?” bentaknya. Nita menjawab polos, “Mau bantu Ibu masak.” Anak itu rupanya ingin menolong, tetapi tidak tahu bahwa tindakannya justru merusak masakan ibunya. Mendengar jawaban itu, si ibu tidak jadi marah. Dipeluknya anak itu. Walau gagal menolong, si ibu memahami dan menghargai maksud baiknya.
Tuhan kita pun demikian. Penuh pengertian. Itulah yang ditulis Daud dalam Mazmur 103, ketika ia mengajak dirinya sendiri untuk memuji Tuhan. Dalam berupaya hidup menyenangkan Tuhan, berulang kali Daud gagal. Namun, Tuhan tidak putus asa terhadapnya. Tuhan mengampuni dan memulihkan (ayat 3,4). Tidak diberi-Nya hukuman setimpal sampai hari-hari hidup Daud habis dalam derita (ayat 5,10). Tuhan tidak menuntut Daud melakukan apa yang di luar kemampuannya. Tuhan sadar bahwa manusia adalah “debu”; ciptaan yang ringkih (ayat 14). Bagai orangtua, Tuhan berusaha memahami perilaku kita. Dia menghargai itikad baik kita untuk hidup memuliakan nama-Nya, walau terkadang kita gagal dan mendukakan hati-Nya.
Sebagai orang kristiani, kita perlu berusaha hidup kudus. Melayani Tuhan dan sesama. Berupaya berbuat baik untuk membuat Tuhan tersenyum. Menuju kesempurnaan. Namun, di tengah perjuangan itu, jika suatu kali Anda gagal dan jatuh, jangan frustrasi. Tuhan tidak putus asa terhadap Anda! Bangkitlah lagi. Jaga terus agar itikad untuk hidup memuliakan Dia terus menyala!
Tuhan menghargai usaha kita sekalipun hasilnya kadang mengecewakan-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar